Rabu, 02 Maret 2011

Cintailah Sesuatu Sekedarnya Saja


Cinta dan benci hanya mempunyai batas yang sangat tipis, bahkan lebih tipis dari kulit ari yang membungkus tubuh kita. Tidak  mustahil, kala pagi menjelang kita begitu memimpikannya untuk dapat kita miliki. Namun entah mengapa, saat senja datang, rasa cinta itu pupus sudah, berganti dengan kebencian dan rasa antipati. Ya, putaran masa dan waktu memang acapkali mengubah semuanya. Begitlah realitanya, hati manusia memang sulit untuk ditebak kemana arahnya. Dalamnya lautan masihlah bisa diukur dasarnya. Tapi dalamnya hati manusia, siapa gerangan yang dapat menyelaminya?
            Karena itulah Allah dan Rasul-Nya mengajarkan kepada kita untuk tidak mencintai ataupun membenci sesuatu (seseorang) secara membabi buta. “Cinta mati hanya akan menggoreskan luka di hati tatkala “yang dicintai” tidaklah sesuai dengan harapan di hati. Sementara membenci dengan segenap rasa antipati, hanya akan membuat hati menjadi mati, sehingga benak kepala pun  dipenuhi oleh kecamuk murka dan buruk sangka. Membenci secara membabi buta, hanya akan membuat jiwa kian tersiksa dan merana.
            Mengapa kita mesti membencinya setengah mati, padhal bisa jadi ia akan membawa kebaikan pada diri? Mengapa pula kita mesti mencintainya sepenuh hati, padahal bisa jadi ia akan mengantar kita pada kehancuran diri? Allah telah memperingatkan di dalam kitab suci:
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”(Q.S.An-Nisa’:216)
“Maka bersabarlah karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.”(Q.S An-Nisa’:19)
Hidup ini penuh misteri. Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi esok hari. Bisa saja orang yang kita cintai hari ini, ia akan lari dan mencampakkan kita begitu saja, saat ia menganggap bahwa kita tiada lagi punya harga dan nilai guna di matanya. Pun, bisajadi orang yang hari ini kita benci setengah mati, justru dialah yang merengkuh kita dalam belaian cinta-kasihnya saat orang lain meninggalkan kita dalam kenistaan dan kehinaan diri. Bukankah realitas hidup telah mengajarkan kepada kita, betapa banyak orang yang dahulunya adalah seteru abadi, tapi kini justru menjadi pasangan hidup sejati? Betapa banyak orang yang dahulunya menjadi belahan hati, tapi kini menjadi musuh nyata yang paling keji?
            Ya, hidup ini memang penuh misteri. Semua yang telah dan akan terjadi adalah mutlak rahasia ilahi. Kita manusia hanya bisa mengambil pelajaran dan hikmah dari apa yang telah terjadi. Cintailah segala sesuatu sewajarnya saja. Jangan engkau memperuntukan 100% cintamu untuk sesuatu yang fana, karena hal itu hanya akan membuatmu kecewa. Percayalah kalau tidak dia yang meninggalkanmu, pasti engkaulah yang akan meninggalkannya. Kerena semua yang ada di dunia ini hanya sementara. Jangan pernah membenci dan kecintaan kita menutupi “Nur Ilahi” yang memancar dari lubuk hati.

Kutipan dari Buku Cinta Allah itu Cinta Sejati, Cinta yang Abadi
Karya Saiful Hadi El-Sutha (penulis buku best seller “Kado Terindah Untuk Orang Berdosa”)